Alkitab Memang Bukan Firman Allah, ya itu benar! Memang bukan! Entah siapa yang mengajarkan pertama kali, saya heran mengapa ada rohaniawan yang mengajarkan ini. Alkitab itu bukan Firman Allah, bukan Firman Tuhan juga! Alkitab atau Kitab Suci adalah kitab-kitab yang dipisahkan untuk dijadikan referensi pengajaran utama.

Saya tidak terbiasa menyebut istilah Alkitab, lebih nyaman dengan istilah Kitab Suci. Mengapa demikian? Karena memang kata Alkitab ini berasal dari Arab. Sementara Para murid awal berbahasa Aram, mereka tidak berasal dari sana. Dalam Aramaik ada istilah Kitab Suci atau Kethava Qaddisha.

Kethava = kitab;

Qaddisha = suci atau dipisahkan.

[1]ܐܰܝܟ݂ ܕ݁ܰܟ݂ܬ݂ܺܝܒ݂ ܒ݁ܢܳܡܽܘܣܳܐ ܕ݁ܡܳܪܝܳܐ ܕ݁ܟ݂ܽܠ ܕ݁ܶܟ݂ܪܳܐ ܦ݁ܳܬ݂ܰܚ ܡܰܪܒ݁ܥܳܐ ܩܰܕ݁ܺܝܫܳܐ ܕ݁ܡܳܪܝܳܐ ܢܶܬ݂ܩܪܶܐ ܀ (Luq2:23)

ᵓayḵ daḵṯīḇ bənāmūsā dəmāryā dəḵul deḵrā pāṯaḥ marbəᶜā qaddīšā dəmāryā neṯqəre.

Seperti ada tertulis dalam Taurat Marya, “Semua anak laki-laki (dekhra) yang membuka rahim itu disebut kudus (qaddisha) bagi Marya,”

Perhatikan ayat di atas, kata kudus itu bisa digantikan dengan dipisahkan karena makanya sama.

Sama seperti kata Qaddisha (Aram), kata Ibraninya adalah קָדוֹשׁ (kaw-dosh), yang bermakna set a part atau dipisahkan[2].  

Jadi, makna frasa Kitab Suci sebenarnya adalah Kitab Yang Dipisahkan. Dipisahkan? Ya! Karena sejak abad 1 sampai abad 4 ada banyak kitab yang ditulis oleh para murid Yeshua. Ada ratusan seperti yang sudah ditunjukkan di website Early Christian Writings ini[3]. Karena saking banyaknya kitab, maka para pemimpin jemaat berkumpul dan berunding untuk menentukan kitab-kitab mana yang harus dijadikan pedoman pengajaran utama. Kemudian terjadilah konsili atau muktamar untuk membahas ini, salah satunya adalah Konsili Kartago, 397-398 Masehi. Hasil dari konsili jemaat di Wilayah Romawi tersebut barulah dunia Kristen memiliki Kitab Suci. Jadi Kristen sebelum abad 4 tidak punya Kitab Suci, hanya kitab-kitab. Sementara kekristenan di Wilayah Persia, memisahkannya pada abad ke-5 Masehi, jadilah Kitab Suci Peshitta.

Kitab Suci itu Firman Tuhan

Kristen yang mengira Alkitab/Kitab Suci itu Firman Tuhan adalah para pengikut Martin Luther. Dialah yang pertama kali merumuskan definisi tersebut. Dalam menafsirkan ayat Maz 22: 7, dia menjelaskan bahwa Kitab Suci itu adalah Firman Tuhan[4]. Jadi itilah Alkitab adalah Firman Tuhan baru lahir di abad 16.

“The Holy Scriptures are the Word of God, written and (as I might say) spelled out and set forth in letters, just as Christ is the eternal Word of God veiled in the human nature”

Kitab Suci itu Firman Allah

Kitab Suci atau Alkitab itu Firman Allah ini definisi yang diyakini oleh mayoritas Kristen di Indonesia. Sekali lagi, saya tidak tahu siapa yang mulai mengajarkan atau menyebarkan definisi ini, namun faktanya memang demikian. Mayoritas Kristen berpendapat demikian, Alkitab itu Firman dari Allah.

Tidak ada 1 pun kata Allah di dalam Kitab Suci Kristen, tidak ada. Di dalam Kitab Suci berbahasa Yunani, yang ada adalah kata theos untuk merujuk kepada Tuhan/Sesembahan. Demikian juga dalam Kitab Suci Peshitta, yang ada adalah kata Alaha. Kedua kata ini, Theos dan Alaha adalah kata jabatan yang maknanya adalah Tuhan, sementara Allah di dalam KBBI[5] kita adalah nama Tuhan. Jadi mengapa ada banyak Kristen yang berpikir bahwa Alkitabnya itu Firman dari Tuhan yang namanya tidak ada di dalam ajaran Yeshua? Aneh bukan?!

---

[1] Peshitta BFBS/UBS diambil dari Peshitta NT yang diterbitkan oleh British and Foreign Bible Society pada tahun 1905/1920. Ayat-ayat Khabouris Peshitta diambil dari Transkripsi Kodeks Khabouris oleh Stephen P. Silver.

[2] Strong’s Lexicon 6918 qadosh, https://biblehub.com/ (diakses pada 23 Jan 2025, jam 15.00).

[3] https://www.earlychristianwritings.com/

[4] Rev. A.V. Kuster, “Luther and The Word of God”, https://els.org/ ,  (diakses pada 23 Jan 2025, jam 15.00).

[5] Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) VI Daring, https://kbbi.kemdikbud.go.id/, (diakses pada 23 Jan 2025, jam 15.00) Allah artinya adalah “nama Tuhan dalam bhs Arab…”