Dampak saat kata Allah dihapus dari Kitab Suci Kristen itu sebenarnya apa? Mengapa ini sangat penting? Mengapa banyak umat Kristen banyak yang mati-matian membela supaya kata Allah ini terus ada di dalam kitab terjemahan mereka? Mari kita bahas 1 per 1 di sini.
Dampak saat kata Allah ini dihapus ada 2:
- Mengurangi friksi hubungan antara umat Islam dan Kristen.
- Umat Kristen bisa membuang ajaran yang tidak berasal dari ajaran asli Yeshua.
Mengurangi Friksi
Dalam KBBI (Kamus Besar Bahasa Indonesia), kata Allah bermakna “nama Tuhan dalam bahasa Arab…”[1]. Allah itu adalah nama atau proper name, bukan jabatan. Dari Sabang sampai Marauke, Allah itu adalah nama, nama Tuhan. Ini adalah nama yang sakral bagi saudara-saudara Muslim. Ini tidak bisa diganggu gugat! Definisi kata Allah ini tidak berubah hanya karena ada sebagian Kristen Arab yang menyatakan Allah itu bukan nama. Definisi kata di bahasa kita tidak bergantung orang Arab!
Muslim setuju isi KBBI. Kristen? Sebagian Kristen yang paham bahasa setuju. Yang tidak setuju adalah mereka yang kurang paham bahasa. Mereka yang menjadi korban dari pengajaran yang salah (dari Arab) atau dari penerjemah Alkitab yang membuat definisi sendiri. Secara tidak sadar Kristen yang masih mati-matian membela nama Allah ada di dalam Alkitab mereka adalah oknum-oknum pemecah-belah bangsa ini. Bahasa Indonesia adalah bahasa pemersatu bangsa yang majemuk ini. Kita harus disatukan, kalau tidak maka kita akan terpecah-belah dan hancur. Bahasa Indonesia sangat penting dalam persatuan, ini adalah keinginan para pendiri bangsa kita untuk bersatu dan memakai bahasa Indonesia sebaik mungkin.
Dengan membuang nama Allah dari Kitab Suci Kristen maka jumlah perdebatan agama antara Islam-Kristen akan berkurang. Tidak ada Kristen yang ngotot kalau Yeshua itu Allah. Yeshua memang bukan Allah. Tidak ada di dalam berbagai literatur Kristen awal informasi bahwa Yeshua adalah Allah. Yeshua tidak pernah mengajar ada Tuhan bernama Allah, apalagi untuk disembah.
Membuang Ajaran yang Bukan dari Yeshua
Pengikut Yeshua adalah pemelihara ajaran Yeshua bukan pemeliharan ajaran Kristen Arab! Yeshua bukan orang Arab!! Yeshua berasal dari Israel, dari Tanah Yudea. Dia tidak berbahasa Arab, melainkan mengajar dengan bahasa Aramaik.
Ada banyak hamba Allah di komunitas-komunitas Kristen Indonesia, mereka tentu mengajar untuk terus menyembah Allah. Tapi ada juga hamba-hamba Yeshua yang mau mengajar apa adanya ajaran Sang Mesias. Hamba-hamba Allah yang punya pengikut besar itu yang berperan penting membingungkan umat Kristen sendiri secara internal.
Memahami bahasa Indonesia dengan baik akan membawa kita untuk mengetahui terjemahan Kitab Suci yang baik. Terjemahan yan baik akan menghormati isi KBBI, akan menyediakan terjemahan netral yang menyajikan isi naskah apa adanya. Terjemahan yang tidak ikut-ikutan Kristen Arab. Terjemahan yang baik akan menghapus nama Allah sehingga akan terhapus juga ajaran: Yeshua adalah Anak Allah, Yeshua itu Firman Allah, dan kita adalah anak-anak Allah.
Selamat datang pada kebenaran yang memerdekakan! Memerdekakan dari ajaran Krsiten Arab yang menyimpang.
[1] Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) VI Daring, https://kbbi.kemdikbud.go.id/, (diakses pada 16 Feb 2025, jam 09.00),