Yeshua Mengajar dalam Bahasa Aramaik

Yeshua (ܝܶܫܽܘܥ), yang lebih dikenal sebagai Yesus dalam tradisi Kristen di Indonesia, diyakini mengajar dalam bahasa Aram selama masa pelayanannya di abad pertama Masehi. Bahasa Aram adalah bahasa Semit yang digunakan secara luas di Timur Tengah pada waktu itu, khususnya di wilayah Yudea dan Galilea tempat Dia beraktivitas. Penggunaan bahasa Aram oleh Yeshua memiliki implikasi penting dalam memahami konteks historis dan budaya dari ajaran-ajarannya.

Latar Belakang Bahasa Aram

Bahasa Aram mulai menyebar luas sebagai lingua franca di Timur Tengah sejak penaklukan oleh Kekaisaran Asyur dan Babilonia. Pada masa Kekaisaran Persia, bahasa Aram menjadi bahasa administrasi resmi. Meskipun bahasa Ibrani tetap digunakan dalam konteks keagamaan dan liturgi, bahasa Aram menjadi bahasa sehari-hari bagi banyak orang Yahudi pada masa Yesus. Hal ini tercermin dalam beberapa bagian Perjanjian Lama yang ditulis dalam bahasa Aram, seperti kitab Daniel dan Ezra.

Yesus dan Bahasa Aram

Bukti bahwa Yeshua mengajar dalam bahasa Aram dapat ditemukan dalam teks-teks Injil Kanonik sendiri. Beberapa ucapan-Nya yang tercatat dalam Injil mempertahankan bentuk aslinya dalam bahasa Aramaik. Misalnya, dalam Marqaws 5:41, Yeshua membangkitkan anak perempuan Yairus dengan berkata, “Talitha qumi” yang berarti “Anak perempuan, aku berkata kepadamu, bangunlah.” Demikian pula, dalam Marqaws 7:34, Yeshua mengucapkan “Ephphatha“, yang berarti “Terbukalah,” saat menyembuhkan seorang yang tuli. Ucapan-ucapan ini menunjukkan bahwa bahasa Aram adalah medium komunikasi utama Yeshua dalam interaksi dan pengajarannya.

Pengaruh Bahasa Aram dalam Ajaran Yeshua

Penggunaan bahasa Aram oleh Yeshua tidak hanya sebagai alat komunikasi, tetapi juga mempengaruhi cara penyampaian ajaran-ajarannya. Bahasa Aram kaya akan ungkapan idiomatik dan kiasan yang digunakan Yeshua untuk menyampaikan pesan-pesannya. Misalnya, istilah “Abba“, yang berarti “Sang Bapa,” digunakan Yeshua untuk merujuk kepada Tuhan di langit yang tidak terlihat, menunjukkan kedekatan dan keintiman dalam hubungan antara manusia dan Tuhan. Selain itu, banyak perumpamaan yang disampaikan Yeshua menggunakan konteks budaya dan kehidupan sehari-hari masyarakat yang berbahasa Aram, sehingga pesan-pesannya lebih mudah dipahami oleh pendengarnya.

Implikasi bagi Studi Kitab Suci

Pemahaman bahwa Yeshua mengajar dalam bahasa Aram memiliki implikasi penting dalam studi Kitab Suci. Banyak bagian dari Perjanjian Baru ditulis dalam bahasa Yunani, yang merupakan lingua franca Kekaisaran Romawi pada masa itu. Namun, mengingat bahwa Yeshua berbicara dalam bahasa Aram, para sarjana berusaha merekonstruksi kata-kata aslinya untuk mendapatkan pemahaman yang lebih mendalam tentang makna dan nuansa ajaran-ajarannya. Studi tentang bahasa dan budaya Aram membantu mengungkap konteks historis dari teks-teks Injil dan memberikan wawasan lebih lanjut tentang pesan-pesan Yesus.

Kesimpulan

Pengajaran Yeshua dalam bahasa Aram mencerminkan konteks historis dan budaya di mana ia hidup dan berkarya. Bahasa Aram sebagai bahasa sehari-hari masyarakat Yahudi pada masa itu memungkinkan Yeshua menyampaikan pesan-pesannya dengan cara yang dapat dipahami oleh pendengarnya. Pemahaman tentang penggunaan bahasa Aram oleh Yesus membantu kita menghargai kedalaman dan kekayaan ajaran-ajarannya serta memberikan perspektif yang lebih kaya dalam studi Kitab Suci.

Referensi

  1. “Yeshua.” Encyclopedia Britannica. Diakses pada 16 Februari 2025, dari https://www.britannica.com/biography/Jesus
  2. “Aramaic Language.” Encyclopedia Britannica. Diakses pada 16 Februari 2025, dari https://www.britannica.com/topic/Aramaic-language
  3. “Jesus.” Encyclopedia Britannica. Diakses pada 16 Februari 2025, dari https://www.britannica.com/biography/Jesus
Klik ini ke WA
PEMESANAN BUKU
Hallo 👋
Terima kasih sudah berkunjung di web kami. Kita ke WhatsAPP yuk untuk pesan bukunya!!